**
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah pernah ditanya tentang seseorang yg tidur pada waktu sholat fajar(subuh) akan tetapi ia tidak sholat pada waktu tersebut kecuali setelah terbit matahari sebelum orang tersebut pergi bekerja. Dan apabila dinasehati bahwa hal tersebut tidak boleh dia menjawab: “Bahwa pena amalan diangkat dari 3 orang: ... Orang yg tidur sampai dia bangun”. Dan itulah kebiasaannya dia.
Syaikh menjawab:
هذا الشخص إسأله وقل: ما رأيك لو كان الدوام يبدأ بعد طلوع الفجر بنصف ساعة هل تقوم أو تقول: رُفع القلم عن ثلاثة، فسيجبك بأنه سيقوم، فقل له إذا كنت تقوم لعملك في الدنيا فلماذا لا تقوم لعملك في الآخرة ؟!
ثم إن النائم الذي رُفع عنه القلم هو الذي ليس عنده من يوقظه أو يتمكن من إيجاد شيء يستيقظ به كالساعة وغيرها ولم يفعل فإنه ليس بمعذور وعلى هذا أن يتوب إلى الله عز وجل ويجتهد في القيام لصلاة الفجر ليصليها مع المسلمين.
Tanyakan pada orang ini: Apa pendapatmu jika pekerjaanmu dimulai ½ jam setelah terbitnya matahari, apakah kamu akan bangun atau mengatakan: “Bahwa pena amalan diangkat dr 3 orang.....”. Maka dia akan menjawab bahwa dia akan bangun. Maka katakan kembali kepadanya, apabila engkau bangun untuk amalan dunia maka kenapa engkau tidak bangun untuk amalan akhirat?!
Kemudian makna *orang yg tidur* yg diangkat pena amalannya adalah yg mana tidak ada orang yg membangunkan dia atau ia mampu mengadakan sesuatu yg dapat membangunkan dg nya seperti jam atau semisalnya dan ia tidak melakukannya maka dia bukanlah orang yg mendapatkan _udzur_ olehkarena itu hendaknya ia bertaubat kepada Allah taala dan sungguh2 untuk berdiri menjalankan sholat fajar bersama kaum muslimin.
Sumber: Majmu' al-Fatawa jilid 12 halaman 23
Alih bahasa: Muh. Rujib Abdullah Alu Abi Hasan
Komentar
Posting Komentar