Dizaman sekarang orang berebut kursi untuk mendapatkan kursi panas ini. Ratusan juta habis untuk mendapatkan suara rakyat. Beda di zamannya Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu.
Suatu ketika beliau menunjuk seorang sahabat bernama Said bin Aamir Al-jumahiy. Tapi ada yg aneh bukan rasa suka cita, gembira, bangga, merasa pantas, dll. Apa yg beliau katakan ketika ia ditunjuk oleh Umar untuk menjadi gubernur Hims??
Said berkata, “Wahai Umar... Apakah engkau ingin memberikan aku fitnah ini??”. (Karna memang perkara dunia semuanya fitnah bagi seorang muslim).
Umar pun menjawab, “Celaka kalian, kalian sudah meletakkan perkara ini(kekhilafahan) kepada diriku lantas kalian kemudian angkat tangan darinya?? Demi Allah aku tetap akan memilihmu wahai Said”
Wayasubhanallah.. kedua hamba Allah yg pangkat dunia tidaklah menyilaukan mata mereka. Masihkah ada pejabat yg seperti mereka?? Semoga ada...
Tidak sampai di situ ternyata gubernur Umar yg satu ini membuat kita takjub. Suatu hari Umar mendengarkan keluhan dari wakil2 setiap daerah. Sampailah pada kisahnya Said. Yg mana ketika itu Umar pun juga menanyakan siapa diantara penduduk kalian yg miskin? Maka utusan tadi mengakatan Said wahai Amirulmu'minin. Umar pun terheran siapa Said ini. Maka beliau bertanya,“Apakah pemimpin kalian (Said) ini miskinn?? Maka merekapun menjawab, “Iya wahai Amirulmu'minin, pemimpin kami orang yg miskin”.
Klo zaman sekarang gimn sobat?
Akhirnya umarpun menangis akan kabar itu. Maka Umar pun mengirimkan kepada 1000 dinar untuk diberikan kepada Said.
Ternyata masih ada hal yg membuat kita geleng2 kepada lagi. Ketika uang itu sampai kepada beliau maka kalimat yg beliau ucapkan adalah:
إنا لله وإنا إليه راجعون
Kalimat istiirja' lah yg pertama kali terucapkan. Bukan gembira dan berfoya ria akan tetapi beliau mengatakan demikian dg alasan dunia telah masuk kepadanya dan ingin merusak akhiratnya.
Yah inilah salah satu potret kehidupan salaf di zaman dahulu. Akhirat adalah tujuan mereka bukan dunia dan isinya yg ada dibenak mereka. Radhiyallahu anhu Said bin Aamir Al-jumahiy
Semoga masih ada Goodbener yg seper beliau. Aaammminnn
(diambil dr Kitab Suwar bin hayati sohabah)
Muh. Rujib Abdullah Alu Abi Hasan
Kamis, 28 Mei 2020
Komentar
Posting Komentar